Sapu-Sapu Yang Kotor Jangan dipakai*
*Sapu-Sapu Yang Kotor Jangan dipakai*
MS. Tjik.NG
Jin tomang, tuyul atau kolong wewek penghisap darah jenis apa yang menyusup ke pembuluh darah para penegak hukum yang korup di negeri ini.
Membuat kita bertanya tanya koq bisa, karena belum lama berselang geger MK karena ulah Paman Anwar Usman, sekarang geger pula jagat KPK, Ketua KPK nya sendiri yang menjadi tersangka.Sama juga jeruk minum jeruk.
Kita mengutuk dan prihatin sangat terhadap penegak hukum yang ngompreng sambil maling (korupsi) apalagi jika pelakunya dari KPK, Jaksa dan Polisi.
Siapapun darimana pun mereka kita tidak bisa bersimpati dan berempati pada koruptor. Karena tindakan koruptif memiskinkan rakyat dan negara.Serta membuat kaya diri senidiri dan golongannya sendiri.
Manusia jenis makhluk "angan-angan". Dia menghayal dengan banyak hal. Ada harapan yang dibangun. Ingin kaya, ingin sukses ingin bahagia, ingin jadi populer, berkuasa ingin naik pangkat, banyak sekali keinginannya . Batasannya juga tidak jelas. Sebab nafsu memang tidak pernah terpuaskan semua ini membentuk angan-angan , delusi, dan halusinasi . Karenanya ia selalu dalam ketakutan dengan dunia yang imperfect ketika hayalan tidak selalu sesuai dengan kenyataan.
Boleh jadi berawal dari angan-angan hingga akal sehat dan kebeningan hati nurani tercampakkan oleh arus deras pikiran kotor yang mengkristal jadi akal bulus dan akal fulus yang sesat.
Kita cuma butuh makan 3x sehari maksimal plus kebutuhan standard hidup lainnya (primer dan skunder). Jika dipatok untuk 1orang 1 bulan 10 juta x 12 bulan = 120juta x sisa umur (......) itulah biaya hidup yang kita butuhkan, dan ini sudah masuk kategori mewah, tengoklah kanan kiri yang cuma 1 bulan bergaji 1-3 juta.
Sekiranya akal sehatnya berfungsi niscaya tidak sampai hati untuk menilep uang negara (rakyat). Sungguh percuma menyimpan uang (harta) yang banyak jika tidak dapat untuk dimanfaatkan untuk kebaikan, apalagi harta itu dari hasil korupsi.
Negeri ini jangan dijadikan Republik Sapi Perah, meminjam istilah dari Buya Syafii Ma'arif.
Memang godaan bujuk rayu syetan dahsyat luar biasa. Jika anda tidak siap dan tidak kuat melawan perang dengan syetan-syetan yang selalu mengintai dan mengelilingi kekuasasn.
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin juga menginggung tentang KPK dan MK. Wapres mengatakan menjaga marwah Komisi Pemberantasan Korupsi dan Mahkamah Konstitusi menjadi pekerja berat saat ini.
Butuh keteladanan dan ketegasan dalam kiprah dan tindakan para Pemimpin . Sebab ikan membusuk dimulai dari kepalanya.
000
Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya *the muqaddimah* Ibnu Khaldun menjelaskan panjang lebar ihwal korupsi. Bahwa penting nya "Ashabiyah" rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan, sebagai penjamin kelangsungan sebuah negara. Hilangnya "Ashabihah" itu kata dia, maka akan lahir antara lain prilaku korupsi.
Pada awal berdirinya Kesultanan ada perasaan Ashabiyah yang kuat dari pemimpin dan masyarakat sama-sama berjuang mendirikan negara. Lalu seiring bergantinya generasi dan datangnya kemakmuran, Ashabiyah hilang dan berganti mengejar kemewahan dan kenikmatan hidup serta kekezatan duniawi.
Jika Penguasa, Pejabat negara sibuk mengejar kemewahan itu, maka mereka tak lagi memperhatikan kebutuhan sehari-hari masyarakatnya. pada gilirannya muncullah kemiskinan dan kesulitan ekonomi di masyarakat.
Tanda-tanda sebuah pemerintahan yang korup adalah proyek-proyek pembangunannya tidak ada kaitannya dengan pemenuhan kenutuhan rakyatnya. Kalau sudah sampai tahap ini, orang harus mulai cemas dengan masa depan negaranya. "Jika korupsi sudah merusak karakter dan keagamaan seseorang, rasa kemanusiannya sudah hilang, maka dia tak ada bedanya dengan binatang" ujar Ibnu Khaldun.
Tak terkecuali Ketua KPK , Firli Bahuri pun tersandung korupsi, virus, penyakit yang sangat dibenci rakyat.
Firli Bahuri sebagai tersangka, dugaan itu segera akan terbukti setelah Pengadilan menggelar sidangnya. Kita tetap memegang azas praduga tak bersalah.
Parah, ya parah sekali KPK buah manis dari hasil semaian reformasi, berubah menjadi asem, kecut, pahit dan getir.
Akal sehat kita susah untuk menerima realitas amburadulnya pelaku penegak hukum di negeri ini.
Polda Metro Jaya dengan serius dan teliti dengan diawali pemeriksaan terhadap 91 orang saksi dan 7 orang ahli. Sebagai bukti awal sudah disita berupa dokumen penukaran Valas (valuta asing) sebanyak Rp 7,8 miliar .
Perangkap untuk menjerat pelaku koruptor sudah dirasa cukup, ada Kejakgung, Kepolisian dan KPK, namun masih banyak yang lolos. Bahkan para Petingginya yang terjerat, harimau nya yang kena bukan kucing atau tikusnya.
Menurut hasil riset LSI Denny JA.Terkonfirmasi menurunnya kepercayaan publik kepada KPK cukup rendah .
Pada bulan November 2023, saat ini kepercayaan publik cukup rendah hanya sekitar 60.3% . Trust publik kepada KPK kini lebih rendah dibanding kan trust publik Kejaksaan (68,5%) begitu juga kepada kepada kabinet menteri (71,6%).
Gonjang ganjing negeri dihantam tsunami korupsi yang tak pernah henti. Bahkan jelang Pemilu 2024 makin tak terkendali dan menggila.
Bagaimana mungkin korupsi di negeri ini dapat ditekan atau hilang sama sekali jika para pelaku korupsinya gajah- gajah (Pemimpin-pemimpin) Kementerian dan Lembaga tinggi negara.
Manalah mungkin lantai itu menjadi bersih jika menggunakan sapu yang kotor.
Bersihkan dulu sapu-sapu itu baru bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang kotor, jika tidak lantai semakin kotor dan belepotan.
Wallahu A'lam Bisshawab.
C241123, Tabik 🙏
Komentar
Posting Komentar