Bebaskan Buta Aksara Al-Qur'an* by. MS. Tjik .NG
*Bebaskan Buta Aksara Al-Qur'an*
by. MS. Tjik .NG
Indonesia negeri yang mayoritas ummat Islam (Muslim), hingga kini angka Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ) masih sangat tinggi , kondisi ini sangat memprihatinkan kita semua.
Terlepas dari beragam nya angka-angka yang dihasilkan dari survey dan riset yang telah dilakukan oleh berbagai pihak.
Berdasarkan Data
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 data buta aksara al-qur'an mencapai angka 53.57 persen. Menurut data hasil riset Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) sekitar 65 persen, terutama di daerah pedesaan atau wilayah pelosok.
Nadjmatul Faizah (Rektor IIQ) menyampaikan dalam suatu kesempatan bahwa dari hasil riset yang dilakukan Lembaga Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) tahun 2021/2022 Riset mengangkat tema "Peran Perempuan dalam Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur'an dan Pemberdayaan Masyarakat" dilakukan di 25 provinsi, pengujian dilakukan terhadap 3.111 Muslim, maka terdapat 72,25 persen terkategori belum mampu membacai Al-Qur'an dengan baik. Begitu pun menurut Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto 72 persen Ummat Islam Indonesia mengalami Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ).
Dari sajian data-data riset seputar Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ) terbaca di atas membikin kita merinding dan risau, seperti tidak percaya dengan data dan fakta demikian.
Dalam hantaman kegalauan itu Saya mencoba mengontak Sahabat Saya yang kredibilitasnya bidang Survey- Riset tidak Saya ragukan, beliau adalah penggagas sekaligus pemilik Lembaga Survey Indonesia ( LSI-Denny JA) , ya dia adalah Bro *Denny JA* Saya sodorkan data-data di atas dan Saya juga minta agar Bro Denny JA berkenan untuk melakukan Survey dan penelitiannya tentang Buta Aksara Al-Qur'an, dengan sigap dan meyakinkan *Segera dilakukan* begitu jawab Denny JA. Kita tunggu saja.
Literasi Al-Qur'an
Literasi Al-Qur'an salahsatu Solusi efektif menekan angka atau mengentaskan Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ).
Seorang Penggiat Program Indonesia Bisa Baca Al-Qur'an, Denny R. Hakim menjelaskan, masih banyak terdapat masyarakat Indonesia di pedalaman yang buta huruf Al-Qur'an misalnya, di daerah Empanang dan Kenelang Kabupaten Kapuas Hulu. Muslim disitu banyak Mualaf Dayak, selama 30 tahun ini baru kali ini mereka mendapatkan Guru Ngaji Al-Qur'an.(Rep. 18/4/22) Itu artinya Selama ini belum tersentuh dan terabaikan.
Dalam konteks ini kita menjadi salut, dan kagum pada seorang Kiyoichiro Sugimoto, Mualaf asal Jepang yang hidup di negeri Ninja, dimana Islam Agama minoritas, beliau sangat aktif berlajar serta mengajarkan Al-Qur'an di Jepang. Dia pun telah menerjemah kan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jepang. Sugimoto terkesan dan terkesima dengan Qur'an, dari Al-Qur'an pula dia menemukan fakta bahwa Al-Qur'an memberikan konsep yang jelas tentang Tuhan dan kehidupan setelah mati (Akhirat).
Spirit Gua Hira
Sebelum Muhammadﷺ diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT beliau melakukan Uzlah, menyendiri di Gua Hira yang berada di Jabal Nur pada ketinggian 283 dan panjang pendakian lebih kurang 648m.
Gua Hira adalah situs sejarah, sebagai saksi bisu . Di sana Muhammad ﷺ merenung, bertafakkur dalam kesendirian, menjauh dari semakin merebaknya praktek kemusyrikan oleh kaum Jahiliyah di Mekkah.
Di Gua Hira ini pula Baginda menerima Wahyu pertama , QS. Al'Alaq : 1-5.
*اقراء باسمك الذي خلق. * خلق الانسان من علق. * اقراء وربك الاكرم * الذي علم بلقلم * علم الانسان مالم يعلم* * .
Dari Gua Hira lahir pesan agung menggelegar bertalu talu hingga meliputi seluruh alam semesta Pesan pertama yang berbunyi *Iqra* dari Allah SWT pemilik Bumi, Langit dan seisinya itu mengisyaratkan pentingnya "Literasi Al-Qur'an" dalam arti yang dinamis dan aksiologis. Literasi Al-Qur'an adalah langkah akseleratif dan sistematis dalam menumbuh kembangkan tiga kemampuan Utama
Pertama : Kemampuan Membaca, Menulis dan menghafal Al-Qur'an.
Kedua : Kemampuan memahami arti, makna yang terkandung.
Ketiga : Kemampuan menyiarkan (Syi'ar) pesan-pesan Al-Qur'an.
Keempat: Kemampuan menafsir, mentadabburi setiap ayat perayat .
Kelima : Kemampuan mengimplementasikan dan mengamalkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Literasi atau disebut juga dalam bahasa Latin "Literatus" artinya adalah orang belajar. Lebih jelasnya adalah Melek atau kemelekan istilah umum yang merujuk kepada serangkaian kemampuan dan ketrampilan individu dalam membaca dan menulis, berbicara, menghitung serta memecahkan masalah.
Mengapa Buta Asara Al-Qur'an sudah pada posisi mengkhawatirkan ada banyak faktor penyebab nya antara lain :
Pertama, Paradigma orang tua terhadap Agama masih keliru atau misperseption. Membaca Al-Qur'an dianggap tidak penting , bahkan lebih cemas jika anak-anaknya tidak bisa membaca huruf latin.
Kedua: Honor atau gaji Guru Ngaji dibawah UMR nyaris tidak manusiawi, terkadang dibayar 1 liter atau 1 kg beras di daerah pedesaan atau pelosok lebih parah lagi Guru cukup diberi beberapa butir telur ,sayur mayur dan ikan, terkesan barter. ada juga bayaran Guru Ngaji 1 tahun sekali.
Namun demikian para Guru Ngaji ini memang pejuang yang ikhlas, pahlawan tanpa tanda jasa.
Karena didera kebutuhan dasar hidup apalagi jika sudah berkeluarga tidak bisa kompromi dengan keadaan seperti itu,maka banyak terjadi Guru Ngaji gulung tikar , mencari pekerjaan, job yang lebih baik dan menjanjikan di kota-kota besar, Itu kasus yang terjadi di era tahun 70an hingga 80an semoga saja sekarang tidak demikian.
Tantangan ummat Islam di Era Google ini adalah bagaimana bisa melahir kan pembaca dan pencinta Al-Qur'an, sekali gus membaca Al-Qur'an sebagai budaya. Pada sisi lain sangat dituntut pula mempraktekan nilai -nilai Qur'ani dalam keseharian diharapkan akan tercipta masyarakat madani (civil society), adalalah masyarakat yang tidak menolak kemajuan sains dan teknologi berbasis Al-Qur'an, untuk keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
Fasilitas Pendidikan
Sekarang tumbuh bak jamur di musim hujan, ada banyak pendidikan khusus berbasis Quran, misalnya Rumah Tahfidz Qur'an, saat ini terdapat 1.178 Rumah Tahfidz yang tersebar di 124 Kabupaten dan di 26 Provinsi. Angka tersebut merupakan jumlah Rumah Tahfidz yang sudah terverifikasi dan banyak lagi yang belum terdaftar di sistem rekapitulasi online RCT, menurut data Rumah Tahfidz Center (RCT) tahun 2019.
Belum lagi TPA/TPQ yang bertebaran dalam satuan managemen Majid di Indonesia. ORMAS Islam , LSM yang baik yang plat merah maupun murni milik masyarakat karena muncul dari gagasan sekolompok masyarakat yang peduli dan cinta terhadap Qur'an. Artinya nyaris tidak ada alasan untuk tidak bisa baca Qur'an bagi ummat Islam .
Bahkan belum satu tahun (22/10/2022) telah lahir pula Lembaga baru dengan nama Lembaga Pembinaan Qiratil Qur'an (LPQQ) Indonesia di Jajarta dengan platform dan visi, misinya seputar Mengentaskan Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ) sebagai Gerakan Nasional pembebasan dari buta huruf Qur'an.
Secara formal ada banyak terdapat Pondok Pesantren, Diniyah, dan lain sebagainya di Republik ini yang siap membuat ummat Islam menjadi bisa baca, pandai dan mencinta Qur'an sepanjang masa.
Sungguh di era google ini tidak ada alasan ummat Islam tidak bisa baca Qur'an. Ibarat pepatah lama, "Bukan salah bunda mengandung" tapi memang karena ada banyak persoalan lain yang belum terdeteksi .
Bukakah "sebaik-baik kalian adalah Orang yang belajar Qur'an dan mengajarkannya" (HR.Bukhori).
*خيركم من تعلم القران وعلمه*
Fakta dan keprihatinan terhadap data-data Buta Aksara Al-Qur'an (BAQ)
terbaca di atas menjadi tugas dan kewajiban kita bersama sebagai Muslim untuk beraksi bekerja keras. Sebelum tiba Indonesia Emas 2045 alangkah baik dan indahnya Negeri ini sudah terbebas dari Buta Aksara A-Qur'an (BAQ).
صدق الله العظيم
والله اعلم بالصواب
C120923, Tabik 🙏
(rpk)
Komentar
Posting Komentar